Dorong Entrepreneurship, Kader HMI Sleman Kembangkan Usaha Makanan Tradisional

Sleman- Merupakan hak bagi warga Indonesia untuk sehat dan secara budaya mendapatkan pangan yang cocok melalui metode yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Bicara tentang pangan, Indonesia merupakan salah satu bangsa yang memiliki potensi pangan lokal yang beraneka ragam dan patut untuk dikembangkan. Sebab, tak hanya sekedar kebutuhan pangan yang cukup, kandungan nutrisi juga perlu diperhatikan.Hal inilah yang menjadi salah satu tantangan untuk memunculkan ide-ide kreatif dan mendorong adanya peluang berwirausaha di kalangan kader HMI.

Adalah Luthfi Alfianto beserta kawan-kawan kader HMI komisariat fakultas pertanian Universitas Gadjah Mada (HMI Komfak Pertanian UGM) Cabang Sleman mencoba mengembangkan usahayang dinamakan Giakina Chips. Giakina Chips merupakan kue kering tradisional yang dengan fortifikasi rumput laut berupa mikroalga Spirulina platensis didalamnya. Ayo dicoba! Selain nikmat, juga kaya akan manfaat bagi kesehatan tubuh kita lho.

Sebagai kader HMI yang fokus di bidang pertanian dan perikanan, mereka mengembangkan produk pangan lokal Indonesia agar memiliki value added yang tinggi dengan meningkatkan gizi didalamnya.“Mikroalga Spirulina platensis memiliki kadar protein yang cukup tinggi, lebih dari 50% dan sangat bermanfaat untuk kesehatan seperti mencegah penuaan dini, mempercepat pertumbuhan bagi anak-anak dan masih banyak manfaat lainnya” jelasnya selaku ketua komisariat saat diwawancarai mengenai ide usahanya dalam Entrepreneur Event 2016 di Yogyakarta (Ahad, 13/11/2016).

Berbekal pengalaman saat praktikum yang dikembangkan dalam bentuk karya tulis, mereka merintis usaha ini mulai tingkat kecil-kecilan dengan target pasar dikalangan mahasiswa dan dosen. Usaha ini dilakukan sejak tahun 2015. Hingga saat ini, usaha tersebut sudah dikembang dalam “AYOCommunity”, yaitu komunitas mahasiswa petani dalam mem-booming kan produk pertanian organik bersifat lokal dan tradisional. Usaha ini pulasudah diikutsertakan dalam Program Mahasiswa Wirausaha UGM 2016.

Luthfi juga menyerukan bahwa disamping berupaya menyelesaikan permasalahan umat, kader HMI harus bisa berbisnis dan memulai wirausaha sejak muda untuk mengasah ketrampilan serta kemandirian ekonominya. “Kader HMI harus bisa berwirausaha meskipun dalam skala yang tak seberapa. Ini langkah realistis dalam idealisme kita! Berbeda dengan menghalalkan berbagai macam cara” tegasnya.

Serupa dengan hal tersebut, sebelumnyaFarouk Abdullah Alwyni, MA, MBA, ACSI Ketua Dewan Pembina CISFED (Center for Islamic Studies in Finance, Economics, and Development) menerangkan pentingnya kemandirian ekonomi dikalangan kader HMI agar idealisme yang dipupuk tidak mudah terbeli nanti, jika secara ekonomi pribadinya sudah kuat.Yaitu dengan memulai bisnis ataupun usaha yang halal, dan tidak membutuhkan modal yang besar.