Lawan Dollar!

Menenangkan masyarakat dan pasar itu penting! Tp kerja keras utk menjaga stabilitas dg loby sana kemari utk antisipasi kemungkinan terburuk jauh lbh serius, ada dua tetangga potensial “australia dan singapura” keduanya tak ingin kena getah jika tetangga sebelah rumahnya runtuh, begitu jg kawan lama yg telah banyak berinvestasi “jepang” tak mgkn rela investasinya kacau jika kita terjerumus krisis. Semoga mereka mau tau dan mau terlibat!

Kata prof. Boediono, 2008 kita mengalami situasi global yg lebih sulit tp kita berhasil keluar dr jebakan krisis, berkat sistem moneter dan ketersediaan informasi yg jauh lebih baik dibanding 1998.

Pada september 2018 ini, dollar mulai menggila hampir tembus 15 rb. Kita selalu kena imbas kebijakan stimulus the fed dan kena dampak psikologis pelemahan turki dan argentina. Di sisi lain, investor terus wait and see terhadap kebijakan perang dagang global yg tegang dan memanas. Tp jangan kuatir jika pemerintah serius semuanya seharusnya bisa dikendalikan…

Langkah kongkrit jangka pendek:
1. Naikan bea pajak utk tourisme ke luar negeri termasuk umroh, dan perjalanan wisata relijius, meski pengusaha travel dikorbankan sementara mereka bisa beralih ke memperkuat pasar domestik.
2. Beri insentif pajak utk tourisme ke dalam negeri (beri insentif pada perhotelan dan peenerbangan domestik, agar wisata indonesia tetap kuat)
3. Prioritaskan produk dalam negeri dalam sektor pangan (khususnya beras dan produk holtikultura; sayur dan buah) dan energi (khususnya batubara dan gas)
4. Berikan insentif kepada seluruh industri berorientasi ekspor terutama tekstil, kulit, alas kaki, furniture, sawit, kakao, olahan pangan, dll dg catatan devisa harus dibawa pulang.
5. Buka kran impor komoditas mentah (revisi sememtara kebijakan wajib bangun n diolah smelter dlm negeri) utk emas, bauksit, tembaga, nikel, dll. Wait and see sampe situasi membaik
6. Berikan kenaikan pajak komoditas barang elektronik utk menghambat impor berlebihan sampai kondisi membaik.
7. Lakukan negosiasi penundaan (penjadwalan kembali) pembayaran utang luar negeri seoptimal mgkn, baik pemerintah maupun swasta.
8. Lakukan upaya pengetatan anggaran perjalanan luar negeri di seluruh jajaran pemerintah pusat dan daerah, termasuk legislatif

Semoga situasi alam tetap dlm kondisi baik, shg tak banyak gagal panen yg memaksa penambahan kuota impor pangan. Dan, semoga harga minyak dunia tak ikutan melonjak drastis;

Proyek jangka menengahnya (5-10 tahun)adalah;
1. Buka akses pasar-pasar baru di zona afrika tengah dan eurasia, dorong industri olahan pangan (food and beverage), alas kaki dan kulit serta garmen/tekstil utk mengembangkan pasar baru ini.
2. Bangun kilang-kilang minyak dan gas utk menghindari ketergantungan energi dr impor plus mengurangi ketergantungan bahan baku industri petrokimia dan tekstil; qatar, iran dan rusia bisa digandeng.
3. Mendorong kesepakatan kolektif di ktt asean+ (australia, india, korea dan jepang) dalam rangka stabilitas fiskal kawasan, kerjasama antar bank sentral.
4. Kerjasama manufaktur teknologi dan perdagangan dg poros “india, jepang, australia” utk mendorong kolaborasi produksi industri manufaktur utamanya di sektor padat modal dan high technology; elektronik, otomotif, mesin-mesin, farmasi, dll.
5. Memperkuat kongsi dagang sawit indonesia dan malaysia serta membikin masterplan bersama ttg pengembangan biofuel kawasan. Bisa belajar dr masterplan brazil.
6. Mempercepat realisasi pembangunan smelter utk komoditas tambang, hindari konflik politis dg pihak swasta dan beri insentif yg memadai
7. Kerjasama maritim dan industri perikanan laut dg negara scandinavia (khususnya; norwegia) dan atau jepang (yg punya kredibilitas di sektor kelautan), utk mengoptimalkan kontribusi sektor kelautan terhadap gdp.
8. Kerjasama industri strategis, terkait produksi dan alih teknologi industri alusista dg rusia (harus nekat memilih kawan) dg rusia pertimbangan agar kita bisa beli sukhoi su-35 dg segala kelengkapannya tanpa dollar tp dg “sub con” kerja PT. DI utk pengembangan komponen sukoi tersebut plus pertukaran beberapa industri strategis; PT. Pal, PT. Inka, PT. Pindad, dll

Meski kita tetap berharap krisis tak perlu datang tp kita harus siap menghadapi sgala resiko dg satu kata “penghematan”

 


Penulis : Hafidz Arfandi