Tentang Aswaja – Sebuah Refleksi

Ketika ISLAM hanya diidentikkan dengan 1 identitas yaitu Ahlus Sunnah wal Jamaah, maka ada beberapa pertanyaan yang menggelitik:

1. Benarkah pemahaman terhadap hadits tentang pengertian Ahlus Sunnah wal Jamaah?
2. Di Indonesia, organisasi apa sajakah yang termasuk Ahlus Sunnah wal Jamaah?
3. Apakah yang tidak mengaku sebagai Ahlus Sunnah wal Jamaah harus divonis kafir?
4. Kenapa antar sesama kelompok yang mengaku Ahlus Sunnah wal Jamaah pun saling tuding sesat dan kafir?
5. Apakah mazhab/aliran yang dianut oleh Usamah bin Laden, Imam Samudera dan Amrozi cs adalah Ahlus Sunnah wal Jamaah?
6. Apakah MUI merupakan organisasi Ulama Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah ataukah organisasi Ulama Islam?
7. Apakah Saddam Husein pengikut Ahlus Sunnah wal Jamaah?
8. Apakah Universitas Al-Azhar, Kairo, adalah universitas Ahlus Sunnah wal Jamaah?
9. Apakah Yusuf Qardhawi adalah Ahlus Sunnah wal Jamaah?
10. Apakah Muhammad bin Abdul Wahab adalah Ahlus Sunnah wal Jamaah?
11. Apakah Gus Dur itu ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah?
12. Apakah Din Syamsuddin itu Ahlus Sunnah wal Jamaah?
13. Apakah organisasi HMI ini Ahlus Sunnah wal Jamaah?
14. Apakah Muawiyah bin Abu Sufyan itu Ahlus Sunnah wal Jamaah?
15. Apakah Ikhwanul Muslimin itu Ahlus Sunnah wal Jamaah? Apakah Kerajaan Arab Saudi yang mendukung penggulingan Mursi di Mesir itu Ahlus Sunnah wal Jamaah?

Jangan-jangan istilah “Ahlus Sunnah wal Jamaah” hanya dijadikan topeng bagi aliran atau organisasi tertentu karena MERASA paling NYUNNAH dibandingkan yang lain?

Lebih baik aku tidak MENGAKU Ahlus Sunnah wal Jamaah, namun akidah dan akhlak-ku berusaha meneladani Rasulullah SAW dan para Pewaris Ilmunya.
Lebih baik aku tidak MENGAKU Syi’ah, namun cintaku kepada Ahlul Bait tetap berkobar.
Lebih baik aku tidak MENGAKU apa-apa, karena aku sendiri bukanlah milikku. Pengakuanku tidak berguna, karena syahadatku sangat banyak.

“Aku bersaksi bahwa Tidak ada Tuhan selain Allah.
Aku bersaksi bahwa Muhammad SAW adalah Rasulullah.
Aku bersaksi bahwa ‘Ali bin Abi Thalib kwh adalah Wali Allah.
Aku bersaksi bahwa Abu Bakar, Umar, Utsman r.a. adalah Sahabat, Mertua/ Menantu Rasulullah, Waliyulloh, manusia yang mulia.
Aku bersaksi bahwa adanya hari Kiamat adalah benar.
Aku bersaksi bahwa adanya Syurga dan Neraka adalah benar.
Aku bersaksi bahwa Al-Quran adalah Wahyu Allah yang terjaga sampai akhir zaman.
Aku bersaksi bahwa adanya Malaikat adalah benar.
dst….”

Hayo, siapakah yang mau bersaksi bahwa dia adalah orang yang dijamin paling benar Islamnya? Silakan!

Ilaahi. Anta maqshudi, wa ridhoka mathlubi.
Sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik hakim dari apa yang manusia perselisihkan.

-Komunitas Pita Merah-

HMI Cabang Sleman

Satu pemikiran pada “Tentang Aswaja – Sebuah Refleksi”

Komentar ditutup.