Se-iman di Bangkok

bangkok

Bangkok pagi yang lalu,…

Betapa bahagianya, wajah-wajah yang baru ku kenal menyapa dengan hangat
layaknya kawan yang lama tak bertemu

senyum, bahagia

walaupun kami tidak membawa apa-apa, hanya tubuh kotor luntang-lantung kehabisan uang
tersesat di negara yang tak kami tau

Ya, hanya aku ditemani manusia ber-kumis macam mantan menpora atau gubernur DKI yang kalah itu
dan dompet sial yang cuma mempersempit kantong padahal kosong
Bangkok menjadi kotor karena kami datang,
memang kami mahasiswa terlantar, tidak memiliki apa-apa
kecuali tekad

Rumah cat hijau dengan dekorasi sederhana berpapan “Muslim Club Kasetsart University”

tempat ide tumpah ruah dalam semalam, tempat tunduk patuh pada panggilan Tuhan
tempat ibadah yang dicampur aduk dengan diskusi politik
mimbar bebas…buku-buku kuliah
mushola yang tidak sekedar memenuhi jam-jam sholat
tapi hidup
tak pernah sepi, betapa aku rindu tempat itu…
tempat akhwat-akhwat membersihkan piring-piring sisa makanan kami
tempat koki-koki berstatus mahasiswa bergantian riuh memasak makanan khas…

Pedas, Asam, Menggiurkan

tapi Ada aroma yang lebih menyengat dari Tom Yum
Aroma persaudaraan yang tak lagi mengenal batas bandara atau kantor imigrasi

Betul kata Al Bana, dimana adzan masih terdengar, sesama Muslim adalah bersaudara!
Saudara yang tidak lagi mempersoalkan arah kiblat
Saudara yang tidak cerewet soal perbedaan fiqh ibadah
Saudara yang tidak angkuh dalam berdakwah

Disitulah kami, dalam ikatan yang kuat
walaupun orang tua kami tidak saling kenal
walaupun rektor kami sangat jarang bertemu
kami bersaudara hingga detik ini, dalam dunia fana dan mimpi
tapi kami berjanji untuk saling mewujudkan mimpi yang pernah kita diskusikan dulu
mimpi tentang keberanian untuk melawan kezaliman
mimpi tentang Islam yang begitu damai
mimpi tentang pembebasan Muslim nun jauh di masjidil Aqsha
mimpi tentang kita,
tentang harkat martabat yang selama ini di injak-injak
tentang Patani, Moro, dan Rohingya
Aku rindu masa itu, bukan sekedar romantisme sempit
Tapi rindu untuk kembali
rindu untuk memenuhi panggilan
panggilan perlawanan kaum Muslimin se-dunia!

Catatan Bangkok, 2011
Bhima Yudistira FEB 08
Kader HMI Cabang Sleman